IRA

Perhimpunan Reumatologi Indonesia
Indonesian Rheumatology Association
Tulang Keropos atau Osteoporosis

Tulang Keropos atau Osteoporosis

Osteoporosis merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh berkurangnya massa tulang dan kerusakan mikroarsitektur tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan meningkatkan risiko terjadi patah tulang. Definisi terbaru osteoporosis adalah suatu kelainan tulang yang ditandai oleh berkurangnya kekuatan tulang sehingga meningkatkan risiko terjadi patah.

Gambar 6. Tulang normal dan tulang keropos

Osteoporosis dibagi menjadi primer dan sekunder

Osteoporosis primer terdiri atas tipe 1, yaitu osteoporosis pasca menopause, terjadi pada wanita setelah berhenti mengalami menstruasi. Sedangkan tipe 2 adalah osteoporosis senilis, terjadi pada orang tua di atas usia 75 tahun.

Osteoporosis sekunder adalah pengeroposan tulang yang terjadi akibat penyakit lain atau obat-obatan, seperti pada mereka yang mengkonsumsi obat kortikosteroid,  anti kejang, atau antasida yang digunakan jangka panjang atau mereka yang menderita penyakit artritis reumatoid atau penyakit autoimun lainnya, gangguan tiroid, atau pada pasien yang berbaring lama contohnya mereka yang mengalami stroke.

Faktor risiko

Faktor risiko terjadi osteoporosis dapat dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.

Yang tidak dapat dimodifikasi adalah: usia tua, jenis kelamin wanita, riwayat keluarga dengan osteoporosis.

Yang dapat dimodifikasi: konsumsi alkohol secara berlebihan, merokok, kekurangan vitamin D, kekurangan kalsium, berat badan yang kurang, dan konsumsi minuman bersoda yang berlebihan, atau konsumsi obat-obatan tertentu (kadang-kadang obat-obat ini tidak dapat dihentikan karena dibutuhkan untuk penyakit yang lain).

Gejala

Osteoporosis tidak memiliki gejala apapun, karena itu sering dijuluki sebagai ”pencuri diam-diam”, sampai suatu ketika penderita tiba-tiba mengalami patah tulang. Patah tulang yang terjadi di sini tidak seharusnya terjadi pada keadaan tulang yang normal, contohnya patah pada tulang panggul akibat terpeleset pada posisi berdiri. Lokasi tulang yang sering terjadi patah adalah tulang belakang dan lengan bawah, selain tulang panggul.

            Akibat patah kompresi pada tulang belakang (tulang belakang menjadi pipih) dapat terjadi nyeri pada tulang belakang dengan nyeri yang menjalar ke tungkai bawah. Pasien tampak bungkuk, tinggi badan jadi berkurang dan kadang-kadang juga mengalami nyeri di perut akibat penekanan ke arah perut

Gambar 7. Patah tulang belakang yang terjadi akibat osteoporosis

Patah pada tulang panggul menyebabkan pasien sulit menggerakkan kakinya, seringkali pasien hanya dapat terbaring saja karena nyeri. Komplikasi lebih lanjut akan timbul luka akibat berbaring terus, gangguan saluran napas dan berbagai komplikasi lain yang selanjutnya dapat berakibat fatal sampai menyebabkan kematian.

Diagnosis

Penegakan diagnosis osteoporosis melalui pemeriksaan densitas masa tulang dengan alat yang disebut densitometri sentral (BMD). Alat ini mengukur kepadatan masa tulang di daerah tulang belakang, panggul dan lengan bawah. Hasilnya dibaca sesuai dengan yang disarankan oleh WHO atau badan kesehatan sedunia.

Alat yang dipakai mengukur densitas tulang melalui ultrasound daerah tumit kurang akurat, karena itu alat ini dipakai hanya untuk skrining, selanjutnya diagnosis pasti dilakukan dengan BMD.

Pemeriksaan lain adalah melalui penanda tulang di dalam darah. Pemeriksaan ini dilakukan bukan untuk diagnosis namun lebih diperlukan untuk memantau keberhasilan terapi.

Pencegahan osteoporosis

Penyakit osteoporosis tanpa gejala karena itu pencegahan merupakan hal yang terpenting untuk menghindari terjadi patah tulang sebagai akibat osteoporosis.

Pencegahan dini adalah mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D untuk pembentukan tulang sejak usia dini, bahkan sejak bayi.

Terapi Osteoporosis

Terapi utama adalah perubahan pada pola hidup berupa:

Kalsium:Rekomendasi asupan kalsium adalah 1200 mg/hari pada orang dewasa di atas 50 tahunWanita membutuhkan suplemen kalsium 500-700 mg/ hari
Vitamin D:Rekomendasi asupan vitamin D adalah 400-800 IU per hariKebutuhan vitamin D lebih tinggi pada mereka di atas usia 70 tahun
Latihan:Latihan menggunakan beban (termasuk beban tubuh sendiri) atau dikenal sebagai Weight-bearing exercise. Jika memungkinkan: berjalan kaki selama 40 menit/ kali dan dilakukan 4 kali dalam semingguLatihan penguatan otot-otot. Termasuk otot tulang belakang, otot paha dan betis, sehingga tidak gampang jatuh.
Hindari:rokok, alkohol dan minuman bersoda yang berlebihan.faktor-faktor yang memungkinkan jatuh: cahaya yang kurang, lantai yang  licin dll

Obat-obatan untuk osteoporosis:

Ada beberapa obat yang digunakan untuk mengurangi percepatan tulang menjadi keropos dan menurunkan osteoporosis. Obat-obat ini antara lain: golongan bisfosfonat, strontium ranelate, hormon paratiroid rekombinan, dan modulator reseptor estrogen selektif, serta obat biologik denosumab. Penggunaan terapi pengganti hormon estrogen masih kontroversial karena risiko kanker yang diakibatkannya.

Jika telah terjadi patah tulang akibat osteoporosis maka tindakan bedah diperlukan untuk memperbaiki tulang tersebut.

Oleh: dr. Laniyati Hamijoyo SpPD-KR, MKes

Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ RS Hasan Sadikin

Bandung/ Jawa Barat