Pendahuluan
Istilah pengapuran sendi merupakan suatu kekeliruan di masyarakat yang berkembang hingga saat ini. Penggunaan istilah yang kurang tepat ini mengakibatkan pengertian yang juga keliru, seperti “jangan makan kalsium, nanti mengakibatkan semakin terjadi pengapuran di sendi dan menimbulkan nyeri” atau “jangan minum susu nanti sakit pengapuran sendi”, Sementara pengeroposan tulang merupakan penyakit yang berbeda. Masyarakat mengetahui “tulang keropos” namun apa persisnya yang terjadi pada tulang itu? Tulisan ini akan membahas mengenai kedua hal tersebut.
Osteoartritis dan Osteoporosis
Meskipun osteoartritis dan osteoporosis jelas berbeda, kedua istilah ini sering membingungkan pasien, karena sama-sama menggunakan istilah “osteo” yang berarti tulang. Di bawah ini kami sampaikan perbedaannya secara ringkas. Pada kenyataannya seseorang dapat saja mengalami keduanya sekaligus, karena keduanya umum terjadi pada orang dengan usia tua dan terutama wanita.
Bagaimana membedakan Osteoartritis dengan osteoporosis?
Osteoartritis | Osteoporosis | |
Definisi | Osteoartritis merupakan penyakit pada sendi. Terjadi akibat proses degeneratif, sendi menjadi aus. Tulang rawan sendi menipis/ aus sehingga terjadi kerusakan pada tulang di bawah tulang rawan tersebut. | Osteoporosis adalah penyakit pada tulang. Terjadi pengeroposan tulang, sehingga kekuatan tulang jadi berkurang akibat kualitas dan kuantitas masa tulang berkurang. Orang dengan osteoporosis berisiko mengalami patah tulang |
Gejala | Osteoartritis menyebabkan nyeri, rasa kaku dan ruang lingkup gerak sendi menjadi berkurang. OA terutama mengenai sendi lutut, panggul, tulang belakang dan jari-jari tangan. | Osteoporosis disebut juga “pencuri diam-diam” karena penyakit ini dapat berkembang tanpa menimbulkan gejala sampai akhirnya terjadi patah tulang. Ketika tulang menjadi sangat keropos, mudah sekali patah. Tulang panggul, tulang belakang dan lengan bawah merupakan tempat yang paling sering mengalami patah akibat osteoporosis. |
Diagnosis | Osteoartritis didiagnosis berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik oleh dokter dan rontgen pada sendi yang terkena. | Osteoporosis didiagnosis melalui pemerikasaan test densitas mineral tulang (BMD) |
Faktor risiko | Riwayat keluarga, aktivitas fisik, berat badan berlebih, serta penggunaan sendi yang berlebihan/ riwayat trauma. | Densitas masa tulang yang rendah, merupakan risiko untuk terjadinya patah tulang. Faktor risiko lain adalah usia tua, riwayat patah sebelumnya, riwayat keluarga dekat dengan osteoporosis, riwayat jatuh, penggunaan obat-obat tertentu yang dapat menyebabkan osteoporosis seperti kortikosteroid. |
Terapi | Osteoartritis dapat diterapi dengan menggunakan proteksi sendi, mengurangi beban terhadap sendi tersebut, latihan, obat-obat untuk mengurangi rasa nyeri, dan menurunkan berat badan. Pada sendi yang rusak parah akibat osteoartritis pilihan terapi adalah pembedahan, mengganti dengan sendi yang baru. | Osteoporosis dapat diterapi dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan mengurangi progresivitas osteoporosis. Diet (cukup kalsium dan vitamin D), latihan fisik menggunakan beban untuk meningkatkan kekuatan otot dan tulang, serta mencegah jatuh. Jika terjadi patah karena osteoporosis biasanya membutuhkan operasi penggantian tulang yang patah |
dr. Laniyati Hamijoyo SpPD-KR, MKes
Divisi Reumatologi Departmen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ RS Hasan Sadikin
Bandung/ Jawa Barat