IRA

Perhimpunan Reumatologi Indonesia
Indonesian Rheumatology Association

Kaum Hawa Paling Sering Kena Peradangan Sendi

Karena alasan hormon estrogen yang ada pada perempuan dapat berpotensi untuk menimbulkan sistem imun yang tidak baik, maka perempuan lebih mudah terkena peradangan sendi.
Karena alasan hormon estrogen yang ada pada perempuan dapat berpotensi untuk menimbulkan sistem imun yang tidak baik, maka itu ketimbang laki-laki, perempuan lebih rentan terkena penyakit peradangan sendi, seperti Artritis Rematoid (AR) – See more at: http://m.liputan6.com/health/read/723145/hati-hati-wanita-paling-sering-kena-peradangan-sendi#sthash.oS9673OI.dpufKarena alasan hormon estrogen yang ada pada perempuan dapat berpotensi untuk menimbulkan sistem imun yang tidak baik, maka itu ketimbang laki-laki, perempuan lebih rentan terkena penyakit peradangan sendi, seperti Artritis Rematoid (AR)

Menurut dr Andry Reza Rahmadi, SpPD, MKes, dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, hormon itu sendiri memang pada dasarnya, dapat memberi pengaruh terhadap kondisi autoimun. Sehingga, beberapa penyakit autoimun seperti AR ini banyak terjadi pada kaum hawa.

“Perbandingan dengan laki-laki untuk AR ini adalah 4:1. Begitu juga dengan penyakit lupus, perbandingannya 9:1. Jadi, 9 perempuan yang mengalami, barulah ada 1 laki-laki. Jadi, sudah jelas bahwa estrogen ada perannya,” jelas Andry, ditulis Jumat (18/10/2013)

Hal ini dipaparkan Andry kepada sejumlah wartawan yang menemuinya, dalam acara Kenali Artritis Rematoid ‘Pengobatan Tepat dan Terapi Musik Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien’, the Cafe Energy, Energy Building, Kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (17/10/2013)

Lebih lanjut pria yang juga anggota Indonesian Rheumatology Associations (IRA) ini mengatakan, autoimun merupakan suatu kondisi di mana sitem imun salah mengenal dan menyerang jaringan tubuh sendiri.

“Sistem imun yang seharusnya menetralkan dan melindungi tubuh, justru menyerang tubuh itu sendiri, termasuk ke sendi. Sehingga, sendi menjadi bereaksi dengan peradangan seperti merah, panas, nyeri, dan bengkak,” ujarnya.

“Tidak hanya itu, banyaknya sel yang kemudian ikut terlibat membuat pasien menjadi demam, dan sendinya sangat sulit untuk digerakkan,” tambah Andry.

AR sendiri merupakan penyakit progresif, sistemik autoimun yang ditandai dengan peradangan kronis di beberapa sendi. Penyakit ini sendiri sudah jelas berbeda dengan penyakit asam urat, yang selalu dianggap sama oleh masyarakat awam.

Menurut data, AR merupakan penyakit autoimun yang memengaruhi lebih dari 21 juta orang di seluruh. Bahkan Andry mengatakan, dari jumlah masyarakat di Indonesia yang hampir 2 juta orang penduduk, setidaknya yang terdata ada 360 ribu yang menderita penyakit AR.

Berhubung AR penyakit sistemik, sudah jelas yang ikut terlibat tidak hanya sendi saja, tapi melibatkan organ dan sistem tubuh secara keseluruhan. – See more at: http://m.liputan6.com/health/read/723145/hati-hati-wanita-paling-sering-kena-peradangan-sendi#sthash.oS9673OI.dpuKarena alasan hormon estrogen yang ada pada perempuan dapat berpotensi untuk menimbulkan sistem imun yang tidak baik, maka itu ketimbang laki-laki, perempuan lebih rentan terkena penyakit peradangan sendi, seperti Artritis Rematoid (AR)

Menurut dr Andry Reza Rahmadi, SpPD, MKes, dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, hormon itu sendiri memang pada dasarnya, dapat memberi pengaruh terhadap kondisi autoimun. Sehingga, beberapa penyakit autoimun seperti AR ini banyak terjadi pada kaum hawa.

“Perbandingan dengan laki-laki untuk AR ini adalah 4:1. Begitu juga dengan penyakit lupus, perbandingannya 9:1. Jadi, 9 perempuan yang mengalami, barulah ada 1 laki-laki. Jadi, sudah jelas bahwa estrogen ada perannya,” jelas Andry, ditulis Jumat (18/10/2013)

Hal ini dipaparkan Andry kepada sejumlah wartawan yang menemuinya, dalam acara Kenali Artritis Rematoid ‘Pengobatan Tepat dan Terapi Musik Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien’, the Cafe Energy, Energy Building, Kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (17/10/2013)

Lebih lanjut pria yang juga anggota Indonesian Rheumatology Associations (IRA) ini mengatakan, autoimun merupakan suatu kondisi di mana sitem imun salah mengenal dan menyerang jaringan tubuh sendiri.

“Sistem imun yang seharusnya menetralkan dan melindungi tubuh, justru menyerang tubuh itu sendiri, termasuk ke sendi. Sehingga, sendi menjadi bereaksi dengan peradangan seperti merah, panas, nyeri, dan bengkak,” ujarnya.

“Tidak hanya itu, banyaknya sel yang kemudian ikut terlibat membuat pasien menjadi demam, dan sendinya sangat sulit untuk digerakkan,” tambah Andry.

AR sendiri merupakan penyakit progresif, sistemik autoimun yang ditandai dengan peradangan kronis di beberapa sendi. Penyakit ini sendiri sudah jelas berbeda dengan penyakit asam urat, yang selalu dianggap sama oleh masyarakat awam.

Menurut data, AR merupakan penyakit autoimun yang memengaruhi lebih dari 21 juta orang di seluruh. Bahkan Andry mengatakan, dari jumlah masyarakat di Indonesia yang hampir 2 juta orang penduduk, setidaknya yang terdata ada 360 ribu yang menderita penyakit AR.

Berhubung AR penyakit sistemik, sudah jelas yang ikut terlibat tidak hanya sendi saja, tapi melibatkan organ dan sistem tubuh secara keseluruhan. – See more at: http://m.liputan6.com/health/read/723145/hati-hati-wanita-paling-sering-kena-peradangan-sendi#sthash.oS9673OI.dpuf